Selembar daun itu
Mencuri pandang pada awan
Tatapannya semakin tajam
Hingga ia kembali terkenang
Selembar daun itu
Bergoyang-goyang diterpa angin
Iramanya semakin cepat
Hingga ia kembali rindu
Pada awan dan angin
Ia memohon untuk petir
Datang menyambar semesta
Memberitahukan sang hujan
Agar kembali tiba
Hujan
Titik-titik hujan
Titik-titik itu
Dengan disaksikan awan, angin, dan petir
Telah mencuri jiwanya
Dari ranting dan batang pohon
Yang selama ini disetiainya
Ia,
Selembar daun itu
Tak mampu, bahkan tiada daya untuk tidak jatuh hati
Ketika titik-titik itu
Menyentuhnya, lalu menyiramnya
Dan dengan lembut membisikinya
“sepenuh hatiku padamu”
sebelum pada akhirnya ia,
hilang
ditelan tanah merah ujung jalan
Sunday, June 10, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)